Maraknya narkotika dan obat-obatan saat ini telah
mempengaruhi psikis para remaja khususnya pelajar. Masa depan bangsa yang besar
ini bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum muda dari bahaya narkoba.
Narkoba telah menyentuh lingkaran yang semakin dekat dengan kita semua. Teman
dan saudara kita mulai terjerat oleh narkoba yang dapat mematikan.
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa
dicegah. Bandar narkoba aktif mencari mangsa yang tidak hanya orang dewasa
melainkan telah menyebar didaerah sekolah, sehingga banyak pelajar yang
terjerumus narkoba. Sebagian besar korban penyalahgunaan narkoba berusia 15
sampai dengan 25 tahun. Jumlah kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
yang dilaporkan terus meningkat, pada tahun 1999 berjumlah 1.833 kasus, tahun
2000 berjumlah 3.478 kasus dan pada tahun 2001 berjumlah 3.617 kasus (sumber
data Badan Narkotika Nasionl). Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua,
ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun
masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja
maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus
narkoba.
Karakteristik psikologis yang khas pada remaja merupakan
faktor yang memudahkan terjadinya tindakan penyalahgunaan zat.
Namun demikian, untuk terjadinya hal tersebut masih ada
faktor lain yang memainkan peranan penting yaitu faktor lingkungan si pemakai
zat. Faktor lingkungan tersebut memberikan pengaruh pada remaja dan mencetuskan
timbulnya motivasi untuk menyalahgunakan zat. Dengan kata lain, timbulnya masalah
penyalahgunaan zat dicetuskan oleh adanya interaksi antara pengaruh lingkungan
dan kondisi psikologis remaja.
Narkoba Yang Beredar di Masyarakat
Ada banyak jenis narkoba yang beredar di masyarakat yang
banyak di salahgunakan oleh remaja, antara lain:
- Ganja, di sebut juga dengan mariyuana, grass/rumput, pot, cannabis, joint, hashish, cimeng.
- Heroin, di sebut juga dengan putaw, putih, PT, bedak, etep.
- Morfin, yaitu narkoba yang di olah dari candu/opium yang mentah.
- Kokain, di sebut juga dengan crack, coke, girl, lady.
- Ekstasi, di sebut juga dengan ineks, kancing.
- Shabu-shabu, di sebut juga dengan es, ss, ubas, kristal, mecin.
- Amphetamin, di sebut juga dengan speed.
- Zat Hirup, berbagai jenis bahan perekat yang di pasarkan sebagai bahan bangunan juga sering kali di salah gunakan untuk di hirup, antara lain: lem kayu (sejanis aica aibon), cat, thinner.
- Obat Penenang, di sebut juga pil koplo. Berbagai obat penenang dan obat tidur (anti-insomnia) juga sring di pakai oleh pecandu narkoba. Obat-obatan in masuk daftar G dan psikotropika, tetapi di perjualbelikan secara bebas di kios-kios kaki lima.
Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
a. Kegagalan yang di alami dalam kehidupan
Tidak memiliki rasa percaya diri ataupun kurang mendapat kasih
sayang orang tua dapat menyebabkan timbulkan penyalahgunaan narkoba di kalangan
remaja. Misalnya saja, orang tua yang terbilang sukses dalam berkarir tetepi
kurang memberi perhatian kepada keluarga, adanya perselisihan di keluarga
hingga mengalami kehancuran (Broken Home).
b. Pergaulan yang
bebas dan lingkungan yang kurang tepat.
Menurut teori Waddington, mengenai “develope mental land
scape”, jika seorang anak di tempatkan pada suatu lingkungan tertentu, maka
sulitlah bagi kalangan tersebut untuk mengubah pengaruhnya, terlebih lagi jika
lingkungan itu sangat kuat mempengaruhi anak tersebut. Dengan demikian untuk
mencegah penggunaan narkoba, maka land
scape (lingkungan) yang baik saat ini adalah lingkungan Agamis. Sebagai orang
tua seharusnya dapat memperingatkan anaknya agar tidak bergaul dengan teman
yang berkelakuan tidak baik.
c. Kurangnya siraman agama
Untuk memerangi narkoba, upaya yang perlu di lakukan
adalah membangkitkan kesadaran
beragama dan menginformasikan hal-hal yang positif dan bermanfaat kepada para
remaja. Karena, pada zaman sekarang ini sangat sedikit para remaja yang sadar
akan pentingnya siraman agama.
d. Keinginan untuk sekadar mencoba
Keyakinan bahwa bila mencoba sekali takkan ketagihan adalah
salah satu penyebab penggunaan narkoba, karena sekali memakai narkoba maka
mengalami ketagihan dan sulit untuk di hentikan. Maka dari itu, bila seseorang
ingin terhindar dari narkoba, harus dapat menjauhkan dirinya dari hal-hal yang
memungkinkan untuk mencoba dan bersentuhan dengan narkoba.
Akibat Penyalahgunaan Narkoba
a. Akibat Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Kesehatan.
Secara keseluruhan obat-obatan ini dapat menimbulkan
gangguan-gangguan pada sistem saraf manusia, juga pada organ-organ tubuh
manusia. Narkoba juga akan mengakibatkan kecanduan/ketagihan kepada pemakainya
dan apabila pemakaian di hentikan, dapat mengakibatkan kematian. Ciri-ciri
kecanduan antara lain: kejang, sakit perut, badan gemetar, muntah-muntah, mata
dan hidung berair, hilangnya nafsu makan dan hilangnya/berkurangnya berat
badan.
b. Akibat Penggunaan Narkoba Terhadap Lingkungan Di
Masyarakat
Penggunaan narkoba dapat menghilangkan kesadaran pemakainya,
menyebabkan paranoia (linglung), juga dapat membuat pemakainya menjadi ganas
dan liar sehingga dapat mengganggu ketentraman di masyarakat.
Untuk mendapatkan barang-barang haram itu, di perlukan tidak
sedikit biaya, sehingga dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan kriminal seperti
pencurian, perampasan ataupun pertengkaran dan tidak sedikit pula yang
menimbulkan pembunuhan.
Tindakan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Di dalam upaya pencegahan, tindakan yang dijalankan dapat
diarahkan pada dua sasaran proses. Pertama diarahkan pada upaya untuk
menghindarkan remaja dari lingkungan yang tidak baik dan diarahkan ke suatu
lingkungan yang lebih membantu proses perkembangan jiwa remaja. Upaya kedua
adalah membantu remaja dalam mengembangkan dirinya dengan baik dan mencapai
tujuan yang diharapkan (suatu proses pendampingan kepada si remaja, selain pengaruh lingkungan pergaulan di luar selain rumah dan sekolah).
Remaja sebenarnya berada dalam 3 (tiga) pengaruh yang
sama kuat, yakni sekolah (guru), lingkungan pergaulan dan rumah (orang tua dan
keluarga); serta ada 2 buah proses yakni menghindar dari lingkungan luar yang
jelek, dan proses dalam diri si remaja untuk mandiri dan menemukan jati
dirinya.
Dalam rangka
membimbing dan mengarahkan perkembangan remaja, tindakan yang harus dan dapat
dilakukan, secara garis besar akan diuraikan di bawah ini:
1. Sikap dan tingkah laku
Tujuan dari suatu perkembangan remaja secara umum adalah
merubah sikap dan tingkah lakunya, dari cara yang kekanak-kanakan menjadi cara
yang lebih dewasa. Sikap kekanak-kanakan seperti mementingkan diri sendiri
(egosentrik), selalu menggantungkan diri pada orang lain, menginginkan pemuasan
segera, dan tidak mampu mengontrol perbuatannya, harus diubah menjadi mampu
memperhatikan orang lain, berdiri sendiri, menyesuaikan keinginan dengan
kenyataan yang ada dan mengontrol perbuatannya sehingga tidak merugikan diri
sendiri dan orang lain. Untuk itu dibutuhkan perhatian dan bimbingan dari pihak
orang tua. Orang tua harus mampu untuk memberi perhatian, memberikan kesempatan
untuk remaja mencoba kemampuannya. Berikan penghargaan dan hindarkan kritik dan
celaan.
2. Emosional
Untuk mendapatkan kebebasan emosional, remaja mencoba
merenggangkan hubungan emosionalnya dengan orang tua; ia harus dilatih dan
belajar untuk memilih dan menentukan keputusannya sendiri. Usaha ini biasanya
disertai tingkah laku memberontak atau membangkang. Dalam hal ini diharapkan
pengertian orang tua untuk tidak melakukan tindakan yang bersifat menindas,
akan tetapi berusaha membimbingnya secara bertahap. Udahakan jangan menciptakan
suasana lingkungan yang lain, yang kadang-kadang menjerumuskannya. Anak menjadi
nakal, pemberontak dan malah mempergunakan narkotika (menyalahgunakan obat).
3. Mental – intelektual
Dalam perkembangannya mental – intelektual diharapkan remaja
dapat menerima emosionalnya dengan memahami mengenai kelebihan dan kekurangan
dirinya. Dengan begitu ia dapat membedakan antara cita-cita dan angan-angan
dengan kenyataan sesungguhnya. Pada mulanya daya pikir remaja banyak
dipengaruhi oleh fantasi, sejalan dengan meningkatnya kemampuan berpikir secara
abstrak. Pikiran yang abstrak ini seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang
ada dan dapat menimbulkan kekecewaan dan keputusasaan. Untuk mengatasi hal ini
dibutuhkan bantuan orang tua dalam menumbuhkan pemahaman diri tentang kemampuan
yang dimilikinya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya tersebut. Jangan
membebani remaja dengan berbagai macam harapan dan angan-angan yang kemungkinan
sulit untuk dicapai.
4. Sosial
Untuk mencapai tujuan perkembangan, remaja harus belajar
bergaul dengan semua orang, baik teman sebaya atau tidak sebaya, maupun yang
sejenis atau berlainan jenis. Adanya hambatan dalam hal ini dapat menyebabkan
ia memilih satu lingkungan pergaulan saja misalnya suatu kelompok tertentu dan
ini dapat menjurus ke tindakan penyalahgunaan zat. Sebagaimana kita ketahui bahwa
ciri khas remaja adalah adanya ikatan yang erat dengan kelompoknya. Hal ini
menimbulkan ide, bagaimana caranya agar remaja memiliki sifat dan sikap serta
rasa (Citra: disiplin dan loyalitas terhadap teman, orang tua dan cita-citanya.
Selain itu juga kita sebagai orang tua dan guru, harus mampu menumbuhkan suatu
Budi Pekerti/Akhlaq yang luhur dan mulia; suatu keberanian untuk berbuat yang
mulia dan menolong orang lain dan menjadi teladan yang baik.
5. Pembentukan identitas diri
Akhir daripada suatu perkembangan remaja adalah pembentukan
identitas diri. Pada saat ini segala norma dan nilai sebelumnya merupakan
sesuatu yang datang dari luar dirinya dan harus dipatuhi agar tidak mendapat
hukuman, berubah menjadi suatu bagian dari dirinya dan merupakan pegangan atau
falsafah hidup yang menjadi pengendali bagi dirinya. Untuk mendapatkan nilai
dan norma tersebut diperlukan tokoh identifikasi yang menurut penilaian remaja
cukup di dalam kehidupannya. Orang tua memegang peranan penting dalam preoses
identifikasi ini, karena mereka dapat membantu remajanya dengan menjelaskan
secara lebih mendalam mengenai peranan agama dlam kehidupan dewasa, sehingga
penyadaran ini memberikan arti yang baru pada keyakinan agama yang telah
diperolehnya. Untuk dapat menjadi tokoh identifikasi, tokoh tersebut harus
menjadi kebanggaan bagi remaja. Tokoh yang dibanggakan itu dapat saja berupa
orang tua sendiri atau tokoh lain dalam masyarakat, baik yang masih ada maupun
yang hanya berasal dari sejarah atau cerita.
Sebagai ikhtisar
dari apa yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam upaya pencegahan, dapat
dikemukakan sebagai berikut:
- Memahami sikap dan tingkah laku remaja dan menghadapinya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
- Memberikan perhatian yang cukup baik dalam segi material, emosional, intelektual, dan sosial.
- Memberikan kebebasan dan keteraturan serta secara bersamaan pengarahan terhadap sikap, perasaan dan pendapat remaja.
- Menciptakan suasana rumah tangga/keluarga yang harmonis, intim, dan penuh kehangatan bagi remaja.
- Memberikan penghargaan yang layak terhadap pendapat dan prestasi yang baik.
- Memberikan teladan yang baik kepada remaja tentang apa yang baik bagi remaja.
- Tidak mengharapkan remaja melakukan sesuatu yang ia tidak mampu atau orang tua tidak melaksanakannya (panutan dan keteladanan).
Yang paling penting adalah pengenalan diri sendiri dari
pihak orang tua sebelum mereka mengharapkan remajanya mengenal dirinya. Dengan
kata lain, apa yang diharapkan dari remaja harus dapat dilaksanakan terlebih
dahulu oleh orang tua dan guru. seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah
sesuai dengan iman kepercayaannya.
Sumber :
http://rapendik.com/program/halo-pendidikan/smart-parenting/632-pencegahan-penyalahgunaan-narkoba-di-kalangan-pelajar.html
https://bayu96ekonomos.wordpress.com/artikel-artikel/artikel-kesehatan/penyalahgunaan-narkoba-di-kalangan-remaja/
No comments:
Post a Comment