- Manusia dan Kebudayaan
- Pengertian Manusia
Manusia memiliki banyak definisi dari berbagai sudut baik dari biologis, rohani, budaya, maupun campuran dari semua sudut tersebut. Manusia diciptakan dengan fisik dan jasmani yang berbeda beda untuk membedakan manusia satu dengan yang lainnya. Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial yang saling bergantung antara satu dengan yang lainnya.
Secara bahasa, manusia berasal dari Bahasa Sansekerta "Manu" dan Bahasa Latin "Mens" yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah, manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu.
Manusia adalah makhuk yang luar biasa kompleks karena merupakan perpaduan antara makhluk material dan makhluk spiritual
- Unsur-Unsur yang Membentuk Manusia
Manusia sebagai mikrokosmos mempunyai 4 unsur pembentuk
manusia yang masing-masing memiliki energi.
Pertama adalah unsur air yang mendominasi kurang lebih 70%
dalam tubuh kita. Ini berarti manusia sangat berkaitan dengan energi yang
berhubungan dengan air. Jika anda memahami unsur air dalam diri anda, maka
segala tingkah laku, pola pikir dan pola gerak anda memang mengacu kepada
konsep air.
Unsur yang kedua adalah unsur tanah, manusia berasal dari
tanah dan akan kembali ketanah. Ini berarti energi yang terdapat pada tanah
berkolaborasi menghasilkan netralisasi. Seorang manusia merupakan lahan subur
yang potensial untuk ditanami dengan unsur kebaikan seperti layaknya tanah yang
ditanami oleh tanaman yang indah dan bermanfaat.
Unsur yang ke Tiga adalah api. Unsur api kadang dianggap
sebagai perusak, karena identik dengan marabahaya atau unsur negatif. Tetapi
perlu diingat bahwa tanpa unsur api maka manusia hanyalah makhluk yang pasif,
hal ini dikarenakan ia tidak memiliki keinginan atau harapan-harapan. Keinginan
dan harapan tidak akan bergulir begitu saja tanpa adanya semangat. Ya, semangat
inilah yang kita sebut dengan Api.
Unsur yang ke Empat adalah Udara. Udara sangat berkoloborasi
dengan Api atau dapat juga sebagai musuh dari unsur Api. Sebagai contoh Api
hanya bisa menyala jika terdapat oksigen yang menyertainya. Tetapi dengan
tiupan yang mengandung karbon dioksida maka api dapat langsung padam dengan
seketika. Inilah yang disebut sebagai pisau bermata dua. Udara dapat dikatakan
sebagai pisau bermata dua, ia bisa menghidupkan atau bisa mematikan. Unsur
udara yang ada didalam diri manusia inilah yang dapat berimplikasi baik positif
maupun negatif.
- Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa
Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau
budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau
akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata
budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan,
sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani sehingga
kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan=cultuur (bahasa belanda)=culture (bahasa
inggris)=tsaqafah (bahasa arab), berasal dari perkataan latin : “colere” yang
artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah
tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai
“segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan
budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD
dibedakan antara budaya dan kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea
tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan
budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :
1. Kebudayaan
dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.
2. Kebudayaan
dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut
kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil buah
budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Hasil buah budi (budaya)
manusia itu dapat kita bagi menjadi 2 macam :
1. Kebudayaan
material (lahir), yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya : rumah,
gedung, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan sebagainya.
2. Kebudayaan
immaterial (spiritual=batin), yaitu : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu
pengetahuan dan sebagainya.
- Unsur-Unsur dari Kebudayaan
1. Sistem Religi
(sistem kepercayaan).
Merupakan
produk manusia sebagai
homo religieus. Manusia
yang memiliki kecerdasan pikiran
dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya
terdapat kekuatan lain yang maha
besar. Karena itu manusia takut,
sehingga menyembahnya dan lahirlah
kepercayaan yang sekarang
menjadi agama.
2. Sistem organisasi
kemasyarakatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia
sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi
kemasyarakatan dimana manusia
bekerja sama untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan.
Merupakan
produk manusia sebagai
homo sapiens. Pengetahuan
dapat diperoleh dari
pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain.
Kemampuan manusia mengingat- ingat apa yang telah diketahui kemudian
menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa. menyebabkan pengetahuan
menyebar luas. Lebih-lebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
4. Sistem mata
pencaharian hidup dan
sistem-sistem ekonomi.
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan
tingkat kehidupan manusia secara umum
terus meningkat,
5. Sistem Teknologi
dan Peralatan.
Merupakan produk dari
manusia sebagai homo faber.
Bersumber dari pemikirarmya yang eerdas
dan dibantu dengan
tangannya yang dapat
memegang sesuatu dengan erat,manusia dapat membuat
dan mempergunakan alat. Dengan
alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat
lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada
binatang
6. Bahasa.
Merupakan
produk dari manusia
sebagai homo longuens.
Bahasa manusia pada mulanya
diwujudkan dalam bentuk tanda
(kode) yang kemudian
disempumakan dalam bentuk bahasa
lisan, dan akhimya
menjadi bentuk bahasa
tulisan.
7. Kesenian.
Merupakan hasil dari
manusia sebagai homo
aestetieus. Setelah manusia
dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan
psikisnya untuk dipuaskan.
Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi
kebutuhan isi perut saja, mereka
juga perlu pandangan mata
yang indah, suara yang merdu,
yang semuanya dapat dipenuhi
melalui kesenian.
- Hubungan antara Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan
Dalam hal membahas tentang hubungan antara manusia,
masyarakat, dan kebuayaan ketiganya saling berhubungan satu sama lain .
Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan dengan
kebudayaan. Mc Iver pakar sosiologi politik pernah mengatakan:”Manusia adalah
makhluk yang dijerat oleh jaring – jaring yang dirajutnya sendiri”. Jaring –
jaring itu adalah kebudayaan. Mc Iver ingin mengatakan bahwa kebudayaan adalah
sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat tetapi pada gilirannya merupakan suatu
kekuatan yang mengatur bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan dengan
“pola tertentu”. Kebudayaan bahkan bukan
hanya merupakan kekuatan dari luar diri manusia tetapi bisa tertanam dalam
kepribadian individu . Dengan demikian kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk
pola sikap dan perilaku manusia dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral
dalam suatu kebudayaan adalah nilai – nilai yang merupakan suatu konsepsi
tentang apa yang benar atau salah (nilai moral), baik atau buruk (nilai etika)
serta indah atau jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai inilah kemudian
tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku
manusia di dalam masyarakat.
Dari uraian tersebut diatas jelas sekali bahwa kebudayaan
merupakan unsur paling dasar (basic) dari suatu masyarakat, sehingga sampai
sekarang sebahagian sosiolog dan antropolog masih menganut faham cultural
determinism yaitu bahwa sikap, pola perilaku manusia dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaannya. Lawrence Harrison dalam bukunya “Culture
Matters” menggambarkan bagaimana nilai – nilai budaya mempengaruhi kemajuan
maupun kemunduran manusia (Harrison, 2000). Samuel Huntington memberi contoh
bahwa pada tahun 1960-an Ghana dan Korea Selatan memiliki kondisi ekonomi yang
kurang lebih sama. Tiga puluh tahun kemudian Korea telah menjadi Negara maju,
tetapi Ghana hampir tidak mengalami kemajuan apapun dan saat ini GNP
perkapitanya hanya seperlimabelas Korea Selatan. Ini disebabkan karena bangsa Korea (selatan) memiliki nilai
– nilai budaya tertentu seperti hemat, kerja keras, disiplin dan sebagainya.
Semua ini tidak dimiliki masyarakat Ghana.
Secara umum kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem pengetahuan, gagasan, ide, yang dimiliki oleh suatu kelompok manusia,
yang berfungsi sebagai pengarah bagi mereka yang menjadi warga kelompok itu
dalam bersikap dan bertingkah laku. Karena berfungsi sebagai pedoman dalam
bersikap dan bertingkah laku, maka pada dasarnya kebudayaan mempunyai kekuatan
untuk memaksa pendukungnya untuk mematuhi segala pola acuan yang digariskan
oleh kebudayaan itu. Dalam konteks Negara, kebudayaan merupakan sebuah penentu
penting bagi kemampuan suatu Negara untuk makmur, oleh karena budaya membentuk
pemikiran orang – orang mengenai resiko, penghargaan dan kesempatan. Sementara
itu disisi lain, pembangunan pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang
bersifat kontinyu dan terencana yang ditujukan untuk merubah dan meningkatkan
kualitas kehidupan sosial ekonomi kearah yang lebih baik dan wajar dari waktu
ke waktu.
- Kebudayaan dan Agama
Budaya menurut Koentjaraningrat (1987:180) adalah
keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar.
Jadi budaya diperoleh melalui belajar. Tindakan-tindakan
yang dipelajari antara lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani,
bertukang, berrelasi dalam masyarakat
adalah budaya. Tapi kebudayaan tidak saja terdapat dalam soal teknis
tapi dalam gagasan yang terdapat dalam fikiran yang kemudian terwujud dalam seni,
tatanan masyarakat, ethos kerja dan pandangan hidup. Yojachem Wach berkata
tentang pengaruh agama terhadap budaya manusia yang immaterial bahwa mitologis
hubungan kolektif tergantung pada pemikiran terhadap Tuhan. Interaksi sosial
dan keagamaan berpola kepada bagaimana mereka memikirkan Tuhan, menghayati dan
membayangkan Tuhan (Wach, 1998:187).
Lebih tegas dikatakan Geertz (1992:13), bahwa wahyu
membentuk suatu struktur psikologis dalam benak manusia yang membentuk
pandangan hidupnya, yang menjadi sarana individu atau kelompok individu yang
mengarahkan tingkah laku mereka. Tetapi juga wahyu bukan saja menghasilkan
budaya immaterial, tetapi juga dalam bentuk seni suara, ukiran, bangunan.
Dapatlah disimpulkan bahwa budaya yang digerakkan agama
timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil
daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup
pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif.
Faktor kondisi yang objektif menyebabkan terjadinya budaya
agama yang berbeda-beda walaupun agama yang mengilhaminya adalah sama. Oleh
karena itu agama Kristen yang tumbuh di Sumatera Utara di Tanah Batak dengan
yang di Maluku tidak begitu sama sebab masing-masing mempunyai cara-cara pengungkapannya
yang berbeda-beda. Ada juga nuansa yang membedakan Islam yang tumbuh dalam
masyarakat dimana pengaruh Hinduisme adalah kuatdengan yang tidak. Demikian
juga ada perbedaan antara Hinduisme di Bali dengan Hinduisme di India,
Buddhisme di Thailan dengan yang ada di Indonesia. Jadi budaya juga
mempengaruhi agama. Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan berkembang
sejalan dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari kehidupan
penganutnya (Andito,ed,1998:282).Tapi hal pokok bagi semua agama adalah bahwa
agama berfungsi sebagai alat pengatur dan sekaligus membudayakannya dalam arti
mengungkapkan apa yang ia percaya dalam bentuk-bentuk budaya yaitu dalam bentuk
etis, seni bangunan, struktur masyarakat, adat istiadat dan lain-lain. Jadi ada
pluraisme budaya berdasarkan kriteria agama. Hal ini terjadi karena manusia
sebagai homoreligiosus merupakan insan yang berbudidaya dan dapat berkreasi
dalam kebebasan menciptakan pelbagai objek realitas dan tata nilai baru
berdasarkan inspirasi agama.
2. Manusia dan Cinta Kasih
- Makna Kasih Sayang
Kasih sayang adalah satu istilah yang konotatif, dan tidak
denotatif. Akan tetapi ia tidak akan muncul dan berkembang tanpa adanya
kehendak sesuatu pihak yang memberikannya. Sebelum kita memberi kasih sayang
kepada orang lain, sayangilah diri anda sendiri terlebih dahulu dengan
mencerminkan akhlak dan moral yang baik.Kasih sayang ini sadar atau tidak,
menuntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling
pengertian, saling terbuka masing-masing pihak sehingga antar keduannya
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
- Makna Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar 'mesra', yang artinya
perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria
dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang
berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah
perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia.
Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan
bakatnya.
- Makna Pemujaan
Pemujaan dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang
dimilikinya. Manusia telah berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal
ini dapat diwujudkan dengan mengagumi dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam
mencari bentuk-bentuk pemujaan dapat berupa ibadah sebagai media komunikasi
antara manusia dengan Tuhan, membangun tempat ibadah yang sebaik-baiknya,
mencipta lagu, puisi, novel, film, dan sebagainya yang bertema mencintai Sang
Pencipta.
Sumber:
- Makna Belas Kasihan
Belas kasihan adalah kebajikan di mana kapasitas emosional
empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari
cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan
humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan
kepribadian.
Belas kasihan disebut juga dengan kepedulian adalah emosi
manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati ,
perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.
Di dalam kehidupan nyata, jika kita tidak bisa mengubah
konsep mementingkan diri sendiri yang terbentuk sejak lahir ini, sudah pasti
kita tidak akan bisa memperlakukan orang lain dengan belas kasih. Setelah
benar-benar masuk dalam jalan kultivasi, saya baru berangsur-angsur memahami
makna belas kasih.
Hati yang berbelas kasih bisa menghubungkan energi dan
menginisiasi energi yang tanpa batas. Belas kasih itu sendiri merupakan suatu
medan energi yang sangat besar.
Seberapa besar kelapangan dada seseorang, seberapa besar
pula energi yang bisa dia dapatkan. Jika seseorang selalu memiliki hati belas
kasih, maka kelapangan dada yang dia miliki juga bisa berlimpah-limpah bagaikan
alam semesta, dia akan memiliki energi teramat besar hingga mampu menaklukkan
segala-galanya.
- Macam-Macam Cinta
1.
Cinta sejati
Ini adalah jenis cinta yang biasa digambarkan dalam film-film
romantis. Cinta yang dimiliki oleh dua orang yang saling tergila-gila satu sama
lain. Ketika cinta sejati muncul, hati, jiwa, pikiran dan tubuh akan saling
mengagumi satu sama lain. Ini adalah jenis cinta yang terkuat yang pernah ada.
Dan Anda beruntung jika sudah mengalaminya.
2.
Cinta platonis
Cinta tidak harus selalu memiliki unsur seksual. Mengagumi
seseorang, menyayangi tanpa alasan dan tanpa berharap balasan. Cinta tanpa rasa
romantis. Ini disebut dengan cinta platonis. Biasanya dimiliki bersama para
sahabat. Ini salah satu cinta yang paling banyak dimiliki seseorang. Cinta
platonis tidak hanya diberikan pada satu atau dua orang. Ia juga tak berpusat
pada lawan jenis. Sebab, ada begitu banyak orang dalam hidup Anda yang
terkoneksi ke dalam cinta platonis.
3.
Cinta tak berbalas
Tak ada seorang pun yang ingin bertepuk sebelah tangan. Tapi
akui saja, hampir semua orang pernah mengalami ini. Menyedihkan memang, saat
jatuh cinta pada seseorang namun tak mendapat balasan yang sama. Tapi itu
adalah bagian dari hidup. Cinta jenis ini membantu Anda belajar menangani rasa
sakit dan tumbuh lebih kuat.
4.
Cinta yang tak terjangkau
Anda memiliki idola yang meskipun berusia berpuluh-puluh
tahun lebih tua atau lebih muda dari Anda, mampu membuat Anda tergila-gila. Ini
disebut dengan cinta yang tak terjangkau. Sebab, meskipun Anda tahu bahwa idola
Anda tidak mengenal dan mengetahui siapa Anda, Anda akan selalu berdebar saat
berhasil menemui atau hanya sekedar melihatnya di kejauhan.
5.
Cinta sementara
Ini adalah cinta yang dirasakan saat Anda menyukai seseorang
dan sangat mengaguminya. Tapi seiring waktu, perasaan cinta itu menghilang dan
tak lagi Anda pedulikan. Cinta jenis ini biasanya dialami oleh remaja. Semua
orang pernah mengalami ini. Biasanya disebut juga dengan cinta monyet.
6.
Cinta penuh nafsu
Tergila-gila pada seseorang yang Anda temui di kereta atau
lingkungan umum, tapi tidak tahu namanya. Anda tidak mengenal siapa dia dan
tidak tahu kepribadiannya. Dan Anda tidak peduli, sebab wajahnya sudah terekam
baik di kepala Anda. Dan itu cukup. Ini disebut dengan cinta yang hanya
menggunakan nafsu sesaat. Sebab, Anda tak ingin benar-benar jatuh cinta.
7.
Cinta pada diri sendiri
Ini yang paling dibutuhkan. Sebelum mencintai orang lain,
mulailah dengan mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Tulis semua kualitas
yang Anda miliki dan mulailah mengagumi itu. Sebab, Anda tak akan pernah
menemukan cinta sejati tanpa mencintai diri sendiri.
Menurut buku Triangle
of Love Theory atau biasa disebut dengan Teori Segitiga Cinta yang dicetuskan
oleh Robert Sternberg salah seorang tokoh Psikologi Amerika yang ahli membedah
tentang konsep cinta atau loving , beberapa jenis cinta dibagi berdasarkan atas
dominasi komponen cinta, yaitu :
1.
Nonlove
Biasanya dialami oleh orang yang tidak saling kenal sehingga
tidak memungkinkan terbentuknya cinta. Jenis ini tidak ada komponen cinta yang
mendominasi.
2.
Liking
Jenis cinta ini terjadi dalam hubungan pertemanan.
Didominasi oleh komponen keintiman, yang mana mengedepankan hubungan emosional.
Kedekatan emosi dan interaksi satu sama lain biasa terjadi dalam pertemanan.
Dari jenis inilah, dapat merangsang komponen lainnya untuk turut mendominasi.
3.
Romantic Love
Cinta romantis biasanya dialami oleh remaja yang sedang
puber. Dalam jenis cinta ini ada dua komponen cinta yang mendominasi yakni
gairah dan keintiman. Komponen komitmen belum berpengaruh dalam jenis cinta
ini. Anda yang sedang mengalami atau pernah melewati masa puber pasti pernah
melewati fase cinta ini. Anda memiliki ketertarikan seksual pada lawan jenis
dan membina hubungan emosional tanpa berpikir panjang untuk melanjutkan
hubungan ke jenjang lebih tinggi.
4.
Fatous Love
Jenis cinta ini didominasi oleh dua komponen yaitu gairah
dan komitmen. Biasanya dialami oleh sepasang suami istri yang telah lama
membina hubungan rumah tangga yang sedang menghadapi rumah tangga kurang
harmonis. Kurang harmonis bisa disebabkan oleh kebosanan pasangan satu sama
lain dalam menjalani biduk rumah tangga dan atau aktifitas masing-masing yang
menyibukkan. Mereka tetap memenuhi kebutuhan biologis dan menjaga komitmen
rumah tangga. Sayangnya, kehangatan satu sama lain dari segi emosional dirasa
hampa atau cuek.
5.
Empty Love
Cinta yang hampa ini dialami oleh sepasang kekasih atau
suami istri yang sedang menjalani hubungan jarak jauh (Long Distance
Relationship). Mereka memiliki komitmen untuk mempertahankan hubungan mereka
walaupun dua komponen lainnya tidak terpenuhi karena terpisah jarak. Jenis
cinta ini didominasi oleh komponen komitmen.
6.
Companionate Love
Berbeda lagi dengan jenis cinta satu ini. Cinta ini
mengedepankan hubungan biologis dan emosional tanpa memperhatikan komitmen,
misalnya pasangan yang berselingkuh.
7.
Infatuation Love
Komponen gairah sangat mendominasi jenis cinta ini. Kenapa?
Karena, jenis cinta ini mengedepankan hubungan seksual saja. Dan, tidak harus
melibatkan pasangan suami istri. Pasangan yang belum menikah pun dapat terjebak
dalam cinta semu ini. Contoh kasus, adanya pria yang suka melakukan hubungan
suami istri di lokalisasi atau perempuan bukan muhrim/baru dikenal. Dan,
dilakukan hanya dalam waktu singkat atau semalam.
8.
Consummate Love
Inilah jenis cinta paling sempurna di antara jenis cinta
lainnya. Semua komponen cinta yang ada saling mendukung satu sama lain. Tidak
ada salah satu yang mendominasi. Pasangan yang memiliki jenis cinta ini pasti
memiliki hubungan harmonis karena kebutuhan biologis seimbang dengan saling
perhatian dan kedekatan emosional terjalin serta rasa keinginan untuk
mempertahankan hubungan sehingga tidak tergoda yang lain. Kata lain untuk jenis
cinta ini ialah cinta yang sempurna atau cinta sejati.
3. Hubungan Manusia dan Keindahan
- Makna Keindahan
Keindahan merupakan sesuatu yang bisa dilihat, dirasa dan
memberi efek senang, terbuai, nyaman, memiliki makna, dan memberi kepuasan
kepada yang melihat dan merasakannya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar
atau elok.
Keindahan pada manusia biasanya berupa panggilan cantik
untuk wanita dan tampan untuk si pria. Hanya saja keindahan tidak bersifat
mutlak, setiap orang menilai keindahan dengan sudut pandang yang berbeda-beda.
Seorang wanita bisa di lihat cantik oleh seorang laki-laki, tetapi belum tentu
sama bila di lihat oleh laki-laki lain. Itu kembali kepada selera rasa dari
masing-masing orang / sudut pandang.
- Makna Renungan
Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan
diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita
tentang suatu hal. Hasil dari merenung juga dapat disebut renungan. Setiap
orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama lain berbeda,
meskipun objek yang direnungkannya sama, lebih pula apabila objek renungannya
berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu bergantung kepada objek dan subjek.
- Makna Keserasian
Keserasian merupakan keharmonisan,kesepadanan, keselarasan,
kita perlu mengukuhkan semangat untuk menciptakannya, jadi keserasian
kecocokan, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung
unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Keindahan adalah suatu
kumpulan hubungan yang serasi pada suatu benda dan diantara benda itu dengan si
pengamat.
- Makna Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar,
lembut, sopan, baik, beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,
kesopanan, dan atau keadaban.
Halus bagi manusia itu sendiri ialah berupa sikap, yakni
sikap halus. Sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Lembut
dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap
anggota badan lainnya.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik
dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas.
- Perbedaan Keindahan Subjektif dan Objektif
Dalam sejarah estetika terdapat 2 kelompok teori yang terkenal, yaitu teori obyektif dan teori
subyektif tentang keindahan. Kelompok teori obyektif ini dianut oleh Plato,
Hegel, dan Bernard Bosanquet. Sedangkan teori subyektif dianut oleh Henry Home,
Edmund Burke dan Earl of Shaftesbury.
Di dalam teori obyektif berpendapat bahwa keindahan atau
cirri-ciri yang menciptakan nilai estetis adalah sifat yang memang telah
melekat pada benda indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya
. pengamatan seseorang hanyalah menemukan atau menyingkapkan sifat-sifat indah
yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk
mengubahnya. Salah satu yang menjadi persoalan dalam teori ini adalah
cirri-ciri khusus manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau
dianggap bernilai estetis.
Sedangkan teori subjektif yaitu ciri-ciri yang
menciptakan keindahan pada sesuatu benda sesungguhnya tidak ada. Yang ada
hanyalah tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati suatu benda.
Adanya keindahan ini semata-mata tergantung pada pencerapan dari pengamat. Jika
dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetis, hal ini diartikan bahwa
seseorang pengamat memperoleh suatu pengalaman estetis sebagai tanggapan terhadap
benda itu. Contohnya seperti pemandangan alam, pemandangan alam dapat dianggap
mempunyai unsur keindahan tidak bersifat subyektif atau menurut standart
keindahan dari penilaian tetapi memang pemandangan alam itu memiliki unsur keindahan di dalam dirinya yang mutlak sifatnya.
- Faktor-Faktor Pendorong Seseorang Menciptakan Keindahan
1. Kontempelasi
Kontemplasi adalah suatu proses bermeditasi, merenungkan
atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan
tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Dalam kehidupan sehari-hari orang
mungkin berkontemplasi dengan dirinya sendiri atau mungkin juga dengan
benda-benda ciptaan Tuhan atau dengan peristiwa kehidupan tertentu berkenaan
dengan dirinya atau di luar dirinya.
Di kalangan umum kontemplasi diartikan sebagai aktivitas
melihat dengan mata atau dengan pikiran untuk mencari sesuatu dibalik yang
tampak atau tersurat misalnya, dalam ekspresi seseorang sedang berkontemplasi
dengan bayang-bayang atau dirinya dimuka cermin.
2. Ekstansi
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan
kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan,
sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati
keindahan. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu
berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya
seni juga berbeda-beda.
Sumber:
No comments:
Post a Comment