- Contoh Kasus yang berkaitan dengan Manusia dan Kegelisahan
Amerika Serikat sebagai negara maju pernah menghadapi masalah kemiskinan,
terutama pada masa resesi ekonomi tahun 1930-an. Bahkan, tahun 1960-an Amerika
Serikat tercatat sebagai negara adi daya dan terkaya di dunia. Sebagian besar
penduduknya hidup dalam kecukupan, Amerika Serikat juga telah banyak memberi
bantuan kepada negara-negara lain. Namun, di balik keadaan itu tercatat
sebanyak 32 juta orang atau 1/6 dari jumlah penduduknya tergolong miskin.
Bank Dunia (World Bank) mengidentifikasikan penyebab
kemiskinan dari perspektif akses dari individu terhadap sejumlah aset yang
penting dalam menunjang kehidupan, yakni aset dasar kehidupan (misalnya
kesehatan dan ketrampilan/pengetahuan), asset alam (misalnya tanah pertanian
atau lahan olahan), aset fisik (misalnya modal, sarana produksi dan
infrastruktur), aset keuangan (misalnya kredit bank dan pinjaman lainnya) dan
aset sosial (misalnya jaminan sosial dan hak-hak politik). Ketiadaan akses dari
satu atau lebih dari aset-aset diatas adalah penyebab seseorang jatuh
terjerembab kedalam kemiskinan dan menyebabkan suatu kegelisahan.
Dari perspektif lapangan kerja, gambaran umum solusi untuk
mengatasi kegelisahan dalam menghadapi kemiskinan dengan membuka akses bagi
individu pada seluruh sumber daya. Misalnya, dengan memberikan akses bagi
individu miskin pada ketersediaan lahan olahan ditambah dengan skema pinjaman
yang menarik dan ketersediaan infrastruktur yang diperlukan, akan memungkinkan
individu miskin tersebut untuk meningkatkan produktifitasnya sehingga dalam
waktu tertentu dapat diharapkan individu miskin tersebut akan sanggup memenuhi
kebutuhannya yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidupnya.
Namun selain membuka akses yang ada diatas, masih diperlukan
satu langkah penting lainnya untuk menghadapi kegelisahan kemiskinan, dengan
memberikan jaminan sosial kepada individu tertentu yang berhadapan dengan
segenap keterbatasan misalnya orang-orang cacat dan lanjut usia.
- Resensi Novel yang berkaitan dengan Manusia dan Penderitaan
Penulis :
Pramoedya Ananta Toer
Tahun :
1959
Penerbit :
Balai Pustaka Jakarta
Tebal :
216 halaman
Dalam arti luas
penderitaan dapat didefenisikan sebagai nada perasaan yang berlawanan dengan
kesenangan. Penderitaan merupakan keadaan yang tidak menyenangkan dalam semua
bentuk dan tingkatannya, baik secara jasmani, rohani maupun mental. Tidak semua
penderitaan menghancurkan manusia. penderitaan dapat pula membantu manusia
untuk membangun diri dan membuktikan diri. Kehadiran penderitaan justru
menantang manusia supaya mengembangkan segala kemampuan yang ada padanya, serta
membuka diri untuk berjuang menuju suatu perubahan yang lebih baik.
Tema utama
yang terkandung dalam novel Perburuan adalah perjuangan melawan penjajahan
Jepang. Buktinya, di beberapa adegan ada tokoh dari Jepang yang kasar dan
memiliki kekuasaan di Indonesia menindas orang Indonesia yang tidak berpihak
pada Jepang. Dikatakan berkuasa karena sang tokoh beberapa kali mengancam
dengan ancaman bahwa Kenpei akan menghancurkan mereka. Kenpei adalah suatu
badan milik Jepang yang suka menghukum orang Indonesia yang menentang Jepang
pada masa penjajahan Jepang. Selain itu, novel ini dibuat oleh Pramoedya pada
tahun 1947, di mana waktu tersebut adalah tiga tahun sesudah Indonesia lepas
dari penjajahan Jepang. Semangat nasionalisme tentu masih ada dalam benak
orang-orang Indonesia yang cinta tanah air, sehingga dalam novel ini, Pramoedya
mengangkat tema perjuangan melawan Jepang dari sudut pandang orang-orang miskin
yang seakan tidak dapat bergerak karena ada kekangan dari pemerintah Jepang.
Novel Perburuan
ini juga berbicara tentang penderitaan dan pengharapan yang penuh akan hari
pembebasan, hari di mana Jepang menyerah kepada Indonesia. Kaum Kere yang hidup
dalam situasi yang penuh penderitaan menjadi orang-orang yang terpanggil untuk
memperjuangkan kebahagiaan tersebut.
Sumber :
http://istiqomahayuningsih.blogspot.com/2012/10/tugas-makalah-ilmu-budaya-dasar-manusia.html
http://sangpenadaribukitrita.blogspot.com/2012/01/allah-pengharapan-dalam-penderitaan.html
No comments:
Post a Comment